Muslimin yang Datang setelah Mereka
Kita bukanlah Muhajirin dan bukan pula Anshar. Kita hidup di masa yang sangat jauh dengan mereka. Namun, Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk menghubungkan diri kita dengan Kaum Muhajirin dan Kaum Anshar.
Itulah Surat Al-Ḥasyr ayat 10, ٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعْدِهِمْ Allah menyebut kita sebagai “orang-orang yang datang sesudah Kaum Muhajirin dan Kaum Anshar”. Lalu Allah mengajarkan kepada kita sebuah doa untuk menghubungkan diri kita dengan Kaum Muhajirin dan Kaum Anshar.
وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ
Dan orang-orang yang datang sesudah Muhajirin dan Anshar, mereka berdoa,
رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا
“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, …”
وَلِإِخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلْإِيمَٰنِ
“… dan ampunilah dosa-dosa semua saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami, …”
Semua generasi antara kita dengan mereka Kaum Muhajirin dan Kaum Anshar, setiap generasi baru datang, mereka mendoakan generasi sebelumnya.
Kemudian datang generasi berikutnya juga memintakan ampunan kepada generasi sebelumnya.
Kelak ketika datang generasi terakhir Kaum Beriman, mereka berdoa meminta ampunan untuk keseluruhan umat sejak awal datangnya Islam sampai generasi sebelum mereka.
Maka jika kita ingin membangun hubungan dengan generasi Sahabat, kita harus berdoa untuk mereka.
Kita harus berdoa agar Allah mengaruniakan barakah dan ampunan bagi mereka semua.
Kita berada di sini dalam keimanan tentu karena takdir Allah melalui pengorbanan mereka para Sahabat Nabi ﷺ, para penerus mereka, dan para daʿi yang menyebarkan Islam di negeri kita ini.
Kita berutang budi dengan mereka yang telah menjaga dan menyebarkan Islam sehingga sampai pada generasi kita saat ini.
Dan hal terkecil yang bisa kita lakukan untuk membalas perbuatan mereka adalah dengan memohon kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa mereka meskipun kita tidak mengetahui nama mereka satu per satu.
Doa ini kita ucapkan untuk semua saudara kita seiman yang telah mendahului kita. Lihatlah betapa kuatnya ikatan Islam itu seharusnya.
Ikatan Islam tidak hanya meliputi satu peradaban, satu etnik, satu bangsa tertentu. Hubungan kita sebagai Muslim melampaui semua batasan peradaban dan bangsa, bahkan melampaui batasan ruang dan waktu.
Semua kita yang mengatakan dan bersaksi لا إله إلا الله محمد رسول الله kapan pun dan di mana pun, maka kita adalah satu umat dan kita saling mendoakan.
Tags: khazanah, M. Tiza Nasution, PKS